Saturday, July 16, 2005

GoogleX

Sore 'eh petang tadi listrik di kampus mati, padahal lagi mo posting *hiks*. Akhirnya ya harus pergi, pulang dulu gitu loh... Rencana sih mo nginep di lab, tapi ngelihat kondisi juga. Nggak ada listrik berarti nggak nginep gitu loh. Percuma aja kan kalo nginep, tapi ga bisa ngapa2in. Mana gelap lagi (namanya juga mati lampu). Orang Solo menyebutnya "oglangan", entah apa itu artinya. Pertama kali mendengar istilah itu juga rasanya pengin ketawa nih kupingku. Yaa aneh aja gitu loh, sebuah istilah yang unik (kalo tidak ingin dibilang lucu ;p) menurutku.

Ternyata oglangan terjadi di daerah Kentingan. Sewaktu aku pulang, aku mampur dulu di NH untuk sholat maghrib. Karena gelap, jadi agak males untuk pulang langsung. So, nunggu isya' sekalian sholat dulu di sana. Setelah siang tadi nggak (ato emang males) makan karena tadi sarapannya kebanyakan akhirnya naga di perut pun memulai pertunjukan orkesranya. Entah lagu apa yang dibawakan, aku kurang begitu tahu. Yang jelas tidak ada ekspresi kebahagiaan dari musik yang dimainkan. Tapi ada sesuatu yang bikin lega, listriknya udah nyala :D. Trus akhirnya mampir dulu ke sebuah HIK yang ada di depan gerbang belakang kampus sebelah timur bareng Tyo ama Nughtoh. Ambil 2 bungkus nasi dan minta dibakarin sate. Ketika ada yang tanya itu sate apaan, si penjual menjawab klo itu adalah "sate koya" (apaan tuh?). Aku juga nggak tahu kenapa koq disebut demikian, yang pasti itu sate bukan terbuat dari daging. Yah, cukup kreatif manusia sekarang (ini sih pembajakan sate...). Tetapi beruntung bagi pembajaknya, setidaknya tidak melanggar HAKI. Terus terang aku belum pernah mendengar masalah "patenisasi" ataupun lisensi mengenai sate, ato memang aku yang kupeng... Dari segi rasa, lumayan juga untuk kategori bajakan. Aku yakin orang pun tak akan mengira kalo itu adalah sate bajakan.

Setelah selesai makan, si Tyo sempet ngehubungin Iqbal yg katanya mo nginep juga, tapi jawaban yang kuterima tidak seperti yang kuharapkan, dia nggak jadi nginep. Akhirnya yaah... *sambil mikir* trus memutuskan untuk langsung berangkat ke lab lagi. Dalam perjalanan kulihat beberapa orang sedang memasang "umbul-umbul" iklan sebuah rokok. Maklum saja, Senin depan akan ada konser Padi di stadion kampus. Rintik-rintik hujan pun mulai menyapa. Sesampai di depan gedung Fisika, rintik pun berubah menjadi rontok... weeeh deres maan... membuatku meningkatkan kecepatan dan intensitas langkah. Akhirnya sampai juga dan alhamdulillah, kebetulan satpam baru dateng. Coba kalo udah kehujanan dan nggak ada satpam lagi, bisa kedinginan di luar aku.

Setelah masuk, ternyata ada Mas Ikhsan yang lagi lembur juga di dalam. Trus aku langsung menuju lantai 2 dan membuka pintu lab. Ups, cisconya kan tadi dimatiin gara-gara oglangan... so, mesti buka lab 1 dulu dan nyalain. Mo nyalain AC, tapi nyari remotenya nggak ketemu. Ya udah, tak tinggal aja...

Di lab cuman aku sendirian :( Agendanya sih mo revisi laporan TA. Alhamdulillah udah, klo nggak ya nggak posting gitu loh... Tinggal besok maju ke dosena aja. Moga-moga aja lancar.

Oh iya, kemaren banyak ngeliat tampang keren si google yang bergaya MacOS di mana-mana. Lumayan kepincut sih, trus akhirnya tadi nemu sourcenya di sini dan hasilnya bisa dilihat di sini nih. Ini ada screenshotnya...

Friday, July 15, 2005

revisi

Senin lalu aku maju pendadaran (Ujian TA). Jujur saja, persiapanku hanya seadanya dan aku yakin bahwa itu bukanlah usaha maksimal saya meskipun sudah kurasakan begitu maksimal. Yah, dalam keadaan kepepet, semuanya bisa saja terasa maksimal meski itu bukan yang terbaik yang kita berikan dari yang kita punya.

Dosen tidak menyatakan aku lulus, hanya mengatakan bahwa aku tidak perlu melakukan ujian ulang (ya sama aja donk :D ). Yah, alhamdulillah... sudah sedikit lega, meski masih harus mengerjakan revisi yang jujur saja aku begitu malas untuk mengerjakannya. Dan sampai sekarang pun aku masih belum memulai untuk itu. Apakah harus selalu seperti ini? Bekerja setelah mendekati batas waktunya habis seolah-olah bekerja dengan terpaksa.

Itulah penyakit yang masih bersemayam di dalam diriku. Penyakit yang kuidap sejak aku mulai masuk SMP. Berbeda dengan diriku waktu sebelum itu. Aku selalu mengerjakan apa yang harus kukerjakan (ya emang harus gitu...). Aku selalu ingin cepat menyelesaikannya. Meskipun harus begadang… Aku merasa susah sekali untuk tidur jika pekerjaanku belum selesai. Sungguh indah mengenangnya...
Berbeda dengan diriku sekarang yang terkesan "manja". Terlalu banyak membuang-buang waktu dan lelet katanya *hiks* Sebenernya aku benci dengan hal ini, tetapi... susah sekali untuk mengobatinya (ada yang mo ngasih teraphy?)

Hmmm... tetapi apakah harus tetap seperti itu. Tetap berada dalam keterpurukan ini. Sungguh... sungguh aku ingin lepas dari penyakit ini. Penyakit yang "merenggut" hidupku.

Memang, tidak hanya cukup dengan andai-andai. Semua perlu dilakukan... dilawan. Berat, tetapi harus, susah tetapi pasti ada jalan.

Hidup bukanlah untuk menyesali hari kemarin, tetapi untuk melakukan yang terbaik untuk hari ini dan merencanakan untuk hari esok.

Semangat yuk... revisinya diselesaikan dan rencanakan masa depan yah...
Cara hidup terkadang juga memerlukan "revisi", ya to?

Wednesday, July 06, 2005

SPMB

spmbHari ini adalah pelaksanaan SPMB. Tadi pagi kulihat kampusku begitu ramai dengan wajah2 yang masih asing bagiku. Melihat raut muka mereka menjadikanku senyam-senyum sendiri. Ada yang tenang2 saja, ada yang cuek (ato emang ndablek?), ada yang terlihat grogol 'eh grogi, dan masih banyak lagi.

Aku jadi teringat kenangan 4 tahun silam ketika aku dan teman2ku ikutan UMPTN di Undip. Kami kebagian tempat ujian di kampus Tembalang tepatnya di fakultas peternakan. Berangkat dari Kota Tercinta sehabis subuh dan wuiiiih... lagi musim dingin euy... Naik bus jurusan Salatiga - Semarang, turun di Ngesrep sekitar jam 6. Dari situ kami melihat sebuah papan kecil bertuliskan "Kampus 2 Km". Kita semua ketawa. Banyak sopir2 angkutan ilegal yang menawarkan jasa. Tetapi ga tau kenapa koq kami lebih memilih jalan kaki saja, biar lebih sehat adalah salah satu alasannya ;p

Sewaktu di tengah perjalanan setelah melintas di bawah Jalan Tol Tembalang, ada seseorang yang menawarkan soal UMPTN kepada kami. Kami hanya perlu membayarkan uang sejumlah Rp 120.000,00 dan boleh dibayar setelah selesai ujian. Misalkan soalnya tidak sama, soalnya pun digratiskan. Weh, lha ini sebuah godaan... Tetapi dengan sepenuh hati kami menolaknya. Pada tau kan kalo itu ga bener? Lagian juga... ga punya duit getoo looh... :D

Akhirnya tidak lama kemudian kami sampai di kandang 'eh fakultas peternakan :D Di sana kami juga mesti mencari2 ruangan ujian dulu. Dan yah, ketemu... Di sana pun sudah berkumpul anak2 dengan wajah yang sudah sangat kami kenal. Banyak juga teman se-SMU yang kebagian tempat di sana.

Akhirnya ujian pun dimulai. Seperti biasa, hal paling menyebalkan adalah ketika ngurek2 lembar jawab komputer menggunakan pensil 2B. Otomatis penjualan pensil 2B, penghapus, dan papan sebagai landasan pun meningkat. Yah, rejeki...

Setelah ujian selesai, akhirnya kita pulang dan belajar trus siap2 menghadapi ujian di hari kedua.

Di hari kedua, terjadi salah paham antara aku dan temen2. Setahu mereka aku akan berangkat sendiri, padahal enggak. Trus aku dateng ke rumah si Arya, ketemu sama ibunya, katanya udah berangkat. Hiks, jadi beneran berangkat sendiri nih :( Yah, mau ga mau. Akhirnya nyetop bus dan yg bikin keki, tuh sopir bus nyante bangedh... Apalagi pake kempes lagi bannya, mesti ganti 'n nungguuuuu. Banyak yg ga sabar nungguin 'n langsung oper ke bus lain. Tapi, alhamdulillah... akhirnya bisa jalan juga meski jalannya masih tetep nyante seolah2 ingin menikmati pemandangan. *Udah mo telat nih, Pak!!!*

Hoss...hosss... nyampe juga akhirnya... Dan yak... langsung dech, bel tanda ujian dimulai berbunyi. Setelah ketemu ama temen2 yg udah ninggalin, mereka cuman ketawa-ketiwi aja *huh, bikin keki aja :(* Trus pulangnya sih bareng lagi.

Hasilnya.... Dari ujian itu, di antara temen2ku tadi, alhamdulillah hanya aku yg ketrima :D Tapi, selang beberapa hari orang tuaku bilang kalo mereka ga setuju kalo aku ngambil itu. Dan sebagai ungkapan rasa baktiku kepada mereka, maka kuturuti saja. Karena aku ingat "ridlonya orang tua adalah ridlo-Nya Allah". Dan aku percaya bahwa Allah akan memberikan jalan bagi hamba-Nya yang bersabar. Innallaha ma'a shabiriin.