Wednesday, November 28, 2007

Puting Beliung Sapu Solo

Setelah sekitar dua pekan Solo mengalami musim kemarau, akhirnya kemarin menjadi hari pertama untuk menemui musim hujan. Serasa balas dendam, tidak tanggung-tanggung, di hari pertamanya hujan yang turun berkolaborasi harmonis dengan angin yang bertiup kencang. Tak ketinggalan puting beliung turut menyemarakkan suasana. Pohon-pohon tumbang, papan-papan baliho, atap-atap rumah yang terbuat dari seng yang bahkan ada yang terhempas lebih dari seratus meter. Mengerikan bukan?

Begitu pula nasibku di kantor kemarin. Angin serasa mengoyak atap di atas. Yah, kantorku di lantai teratas, lantai tiga. Komposisi nada alam yang luar biasa. Aku lihat jalan raya di depan lewat jendela kaca, tampak seseorang menarik-narik papan reklame dan besi penyangganya yang berusaha untuk tetap bertahan dari dua penyerangnya, angin yang mengoyak dan seseorang yang mungkin ingin mengoleksinya. Apakah ini salah satu bentuk LOA? Atau memang keserakahan makhluk yang bernama manusia?

Angin masih tetap kukuh untuk menyapu segala yang ditemuinya. Listrik di kantor mati, sehingga memutuskan hubungan pembicaraanku via Y!M dengan seorang teman. Ada kabar bahwa pohon tumbang di tepi jalan telah memutuskan kabel listrik milik PLN. Genset yang ada di kantor hanya kecil. Prioritas utama adalah untuk ruang di sebelah yang mengurusi ISP. Gelap sekali. Ketika menuruni tangga aku menggunakan HP untuk membantu menerangi. Hingga aku pulang listrik masih mati.

Gambar diambil dari solopos dot net.

No comments: